Nikmatnya Hujat menghujat aib orang lain
Selamat............(di isi sendiri ya,soalnya saya tidak tahu kapan tepatnya sobat mampir di blog ini😀) Sobat Blogger.
Menanggapi situasi Indonesia yang kian memanas suhu "udaranya" ini.saya ingin sedikit berbagi pengalaman hidup yang mungkin saja ada manfaatnya bagi kita warga Indonesia yang masih berharap situasi negeri kita tetap dalam keadaan aman,damai dan sentosa,serta tetap kokoh dalam naungan Ibu Pertiwi dalam bentuk kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebenarnya saya malu menuliskan pengalaman hidup saya ini.alasanya karena siapa lah saya?sehingga berani berbagi untuk maksud menggurui sobat yang lebih pandai,lebih mengerti,lebih faham,lebih ahli dari pada saya pribadi.tapi,terdorong rasa nasionalisme yang mendarah daging di tubuh ini,izinkan saya berbuat agak lancang kepada semua sobat yang sempat membaca artikel asal-asalan dari salah satu anak negeri yang berkategori otak Rata-Rata Bawah ini.
Nah,mengenai refleksi cerita saya di atas,boleh dong jika di kaitkan dengan pemecahan masalah negeri ini yang kian kisruh dengan saling membuka aib orang lain.khususnya aib yang di sebar lewat media sosial.karena kemudahan yang di tawarkan media sosial tersebutlah,aib seseorang bisa dengan mudah dan cepat tersebar di seantero jagad Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.
Dewasa ini memang saling buka-bukaan aib dan berpotensi fitnah kian marak,dan lebih hebatnya lagi di gandrungi oleh sebagian besar pengguna media sosial.dengan maksud menjatuhkan kredibilitas seseorang atau tokoh yang di maksud.Ujung-ujungnya terjadi saling hujat antar pendukung tokoh tersebut.
wooowww....memang membicarakan aib orang lain itu seperti nyruput kopi di pagi hari,yang rasanya nikmat sekali.jadi tidak mengherankan jika banyak yang tertarik untuk menikmati sekaligus berbagi.😀
Kalau menurut saya pribadi sih....ada beberapa faktor yang mempengaruhi di gandrunginya ghibah ini.ya...ghibah bahasa arabnya,itu pun kalau tidak salah.maklum saya bukan ahli agama,agak kurang faham dengan istilah arab semacam ini.
Wes lah sob....intinya,mari kita sama-sama menjauhkan diri dari sifat buruk seperti ini.agar tidak nambah penyakit hati.jadikan media sosial untuk hal yang lebih bermanfaat ketimbang hanya untuk menghujat.
Manfaat lainya,dengan menghindar setidaknya kita bisa mengurangi peserta konflik sosial di negeri ini.
Jangan jadi bigot-bigot yang gentayangan menghantui stabilitas kehidupan sosial masyarakat.jangan merasa benar sendiri.sendiri itu tak enak,bisa menyebabkan gundah akibat kesepian.
Boleh saja merasa benar,karena itu hal lumrah sebagai realisasi sebuah keyakinan.namun hendaknya tidak di paksakan kepada orang lain.ingatlah bahwa kepala boleh sama bentuknya,tapi tidak pemikiran yang di hasilkan.semua itu tergantung pada sudut pandang masing-masing.
Hargailah perbedaan demi berlangsunya sebuah persatuan.Bukankah kita semua masih menginginkan eksistensi NKRI?.
Selain hujat menghujat,media sosial juga kerap di jadikan ajang untuk melakukan tipu muslihat lho....contohnya bisa di baca Tipu Muslihat di Facebook
Menanggapi situasi Indonesia yang kian memanas suhu "udaranya" ini.saya ingin sedikit berbagi pengalaman hidup yang mungkin saja ada manfaatnya bagi kita warga Indonesia yang masih berharap situasi negeri kita tetap dalam keadaan aman,damai dan sentosa,serta tetap kokoh dalam naungan Ibu Pertiwi dalam bentuk kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebenarnya saya malu menuliskan pengalaman hidup saya ini.alasanya karena siapa lah saya?sehingga berani berbagi untuk maksud menggurui sobat yang lebih pandai,lebih mengerti,lebih faham,lebih ahli dari pada saya pribadi.tapi,terdorong rasa nasionalisme yang mendarah daging di tubuh ini,izinkan saya berbuat agak lancang kepada semua sobat yang sempat membaca artikel asal-asalan dari salah satu anak negeri yang berkategori otak Rata-Rata Bawah ini.
- REFLEKSI
- Saya adalah seorang buruh di sebuah perusahaan perajutan di kawasan kota industri Gresik.
Di perusahaan tempat saya bekerja ada sebuah buku sakral sekaligus keramat,tapi tidak ajaib lho ya.....,namanya buku catatan kedisiplinan atau bisa di bilang buku catatan aib karyawan.
Buku yang di keramatkan ini tentu tidak semua karyawan bisa dengan mudah untuk melihat dan membacanya.butuh ritual khusus sebelum menjamah buku tersebut.nggak segitunya keleus...._😀
Ritual yang saya maksud adalah prpmosi atau pengangkatan karyawan untuk menjadi pimpinan.karena hanya pimpinan yg bisa pegang buku ini.olehnya,buku ini di jaga sedemikian ketatnya dengan maksud agar tidak terendus anak buah.memangnya anjing bisa ngendus?😀
Maksud saya itu agar tidak gampang di ketahui bawahanya.
Semua kesalahan karyawan di tulis di buku ini sebagai referensi atasan untuk mempertahankan atau melepas status karyawan.istilah bekennya itu PHK.jadi,tidak ada satu kesalahan pun yang tidak tersimpan dalam dokumen aib ini.hehehehehe....
Terinspirasi dari buku tersebut,akhirnya saya putuskan untuk menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.dan kegiatan catat mencatat aib pribadi sudah berjalan hampir 5 bulan.tidak ada hari tanpa mencatat aib harian,tidak ada bulan tanpa mencatat aib bulanan.belum ada catatan tahunan karena belum genap setahun.heheehhe....😀
Saat pertama kali saya mencatat aib di hari yang sudah saya tetapkan menjadi hari permulaan,yakni hari minggu pas liburan kerja,soal tanggalnya saya lupa.
Namanya buruh bagian produksi,yang di pegang ya mesin industri,sesekali saja pegang ballpoint jika di perlukan.
Pengalaman perdana mencatat aib diri.jari-jari di buat kram gegara jarang menulis dengan jumlah kata yang tergolong jamak bagi saya,hampir dua lembar kertas buku penuh dengan catatan aib di hari pertama.coba sobat bayangkan,betapa banyaknya aib saya sampai-sampai hampir menghabiskan dua lembar kertas buku.
Tapi anehnya,hingga saat ini tidak ada perubahan signifikan,catatan aib diri masih tetap memenuhi hampir dua lembar.padahal sudah berlangsung 5 bulanan lho....ya artinga saya tidak melakukan perbaikan atau bisa saja ada aib baru setiap harinya.😀
Berangkat dari situ,berakhirlah dengan sebuah kesimpulan bahwa,mencatat aib harian sendiri saja kerepotan kenapa harus di tambah lagi dengan ngurusi aib orang lain?.
Biar saya urus aib saya pribadi,demikian juga mereka.aib mereka adalah beban mereka sendiri.saya berusaha untuk tidak membuka dan membicarakan aib mereka.dengan harapan Tuhan juga tidak akan membuka aib saya di akhirat kelak.
Meskipun kadang sering keceplosan,bagaimana lagi?namanya juga lidah tak bertulang,hehehehehehehe.......
Kalau ada dua pilihan dosa besar antara zina dan ghibah,saya pilih zina saja.enak to......?wkwkwkwkwkkwwkkwkwk....👏👏
Nah,mengenai refleksi cerita saya di atas,boleh dong jika di kaitkan dengan pemecahan masalah negeri ini yang kian kisruh dengan saling membuka aib orang lain.khususnya aib yang di sebar lewat media sosial.karena kemudahan yang di tawarkan media sosial tersebutlah,aib seseorang bisa dengan mudah dan cepat tersebar di seantero jagad Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.
Dewasa ini memang saling buka-bukaan aib dan berpotensi fitnah kian marak,dan lebih hebatnya lagi di gandrungi oleh sebagian besar pengguna media sosial.dengan maksud menjatuhkan kredibilitas seseorang atau tokoh yang di maksud.Ujung-ujungnya terjadi saling hujat antar pendukung tokoh tersebut.
wooowww....memang membicarakan aib orang lain itu seperti nyruput kopi di pagi hari,yang rasanya nikmat sekali.jadi tidak mengherankan jika banyak yang tertarik untuk menikmati sekaligus berbagi.😀
Kalau menurut saya pribadi sih....ada beberapa faktor yang mempengaruhi di gandrunginya ghibah ini.ya...ghibah bahasa arabnya,itu pun kalau tidak salah.maklum saya bukan ahli agama,agak kurang faham dengan istilah arab semacam ini.
- Berikut ini faktornya :
- Si penghujat adalah orang yang suci
Merasa tanpa sedikitpun memiliki aib sehingga dengan gampang menghujat orang lain.tanpa di sadari bahwa ini juga termasuk aib diri.maboook ini namanya_😀 - Si Penghujat adalah pengangguran
pengangguran biasanya bingung dengan apa yang harus di kerjakan,sehingga tidak ada pilihan lain kecuali turut serta menyebarkan hujatan. - Menghujat menjadi Hoby atau ketertariakan
Karena sudah menjadi hoby,maka rasanya kuran afdhol jika sehari saja tanpa di hiasi dengan hujatan.
Lha yo....Hoby kok menghujat orang lain,mbok ya....ngeblog seperti saya ini.kelihatanya lebih bermanfaat sekaligus bisa menambah income harian.lumayan kan bisa buat beli pulsa paketan internet.dari pada nambah-nambah dosa. - Sifat bawaan dari lahir
Kalau kebiasaan seperti ini karena sifat bawaan dari lahir ya susah juga menghilangkanya.wonk sudah mendarah daging.__hehehehehhe....._
Bisa hilang kalau darah dan daging sudah hilang pula.mati doooonkkkk.......😁😁
Wes lah sob....intinya,mari kita sama-sama menjauhkan diri dari sifat buruk seperti ini.agar tidak nambah penyakit hati.jadikan media sosial untuk hal yang lebih bermanfaat ketimbang hanya untuk menghujat.
Manfaat lainya,dengan menghindar setidaknya kita bisa mengurangi peserta konflik sosial di negeri ini.
Jangan jadi bigot-bigot yang gentayangan menghantui stabilitas kehidupan sosial masyarakat.jangan merasa benar sendiri.sendiri itu tak enak,bisa menyebabkan gundah akibat kesepian.
Boleh saja merasa benar,karena itu hal lumrah sebagai realisasi sebuah keyakinan.namun hendaknya tidak di paksakan kepada orang lain.ingatlah bahwa kepala boleh sama bentuknya,tapi tidak pemikiran yang di hasilkan.semua itu tergantung pada sudut pandang masing-masing.
Hargailah perbedaan demi berlangsunya sebuah persatuan.Bukankah kita semua masih menginginkan eksistensi NKRI?.
Selain hujat menghujat,media sosial juga kerap di jadikan ajang untuk melakukan tipu muslihat lho....contohnya bisa di baca Tipu Muslihat di Facebook
Posting Komentar untuk "Nikmatnya Hujat menghujat aib orang lain "
PERHATIAN ... ! Komentar dengan menyertakan link aktif akan terhapus secara otomatis.