Apa Salah Saya?
Suatu saat,ketika saya berjalan menuju tempat kos yang jaraknya lumayan jauh dari tempat kerja Saya. Kalau dihitung-hitung, jaraknya kurang lebih kira-kira 500 meter,jadi lumayan capek apabila di tempuh dengan jalan kaki.
Sepanjang perjalanan tersebut tampak hanya saya yang berjalan kaki,Sementara pengguna jalan yang lain menggunakan kendaraan masing-masing.
Dengan tetesan peluh yang kian deras membasahi sekujur tubuh, Saya susuri jalanan ini dengan hanya bisa menundukkan kepala,bukannya malu tapi berharap semoga saja ada kertas bergambar dua proklamator kemerdekaan Republik ini yang terserak di jalanan.😀
Namun,Sayang seribu kali sayang,yang di harapkan tak kunjung jua datang. Malah yang tampak pemandangan yang tidak biasa,karena baru saat itu kali pertama Saya melihatnya.
Pemandangan tersebut berupa sekelompok orang yang sedang bermabuk ria,duduk melingkar dengan bartender wanita seksi di tengah lingkaran mereka,membagikan minol secara bergiliran teratur yang searah jarum jam.
Dalam kekagetan Saya,spontan CPU kepala mengorek memori masa lalu. Masa-masa dimana Saya masih mengais ilmu di sebuah madrasah,tempat otak Saya di doktrin keyakinan beragama.
Teringatlah wejangan ilmu yang di sampaikan salah seorang Guru. Beliau menjelaskan bahwa kewajiban seorang muslim kepada muslim lainnya adalah ber-amar ma'ruf dan nahi munkar.
Dari situ Saya pun hendak membubarkan majlis maksiat tersebut sebagai opsi pertama. Tapi saya lihat mereka rata-rata bertubuh besar dan kekar jauh berbeda dengan bentuk tubuhku yang cungkring tinggal kulit dan tulang.
Logika akal Saya pun bebicara bahwa Saya sudah pasti kalah jikalau mereka tidak terima dan berujung pada perlawanan fisik kepada Saya. Dan dengan sendirinya Saya pun melipir.
Opsi kedua,Saya ingin memberi sedikit pencerahan kepada mereka sebagai tindakan amar ma'ruf yang Saya lakukan dengan lisan.
Dan lagi-lagi Saya lihat di antara mereka ada yang berpakain layaknya intelek,berjas dan berdasi. Saya kira mereka termasuk orang-orang yang bukan tak berpendidikan sehingga mereka tidak tahu menahu akan kekeliruan tindakan mereka.
Akhirnya saya pun mengurungkan niat karena saya pikir mereka sekelompok manusia pintar,hanya saja mereka butuh hidayah Tuhan untuk kembali ke jalan yang benar.
Dan opsi ketiga pun mau tak mau menjadi pilihan tindakan terakhir Saya.
Berharap segera di turunkan hidayah untuk mereka,dan tak lupa mengelus dada sebagai realisasi mencegah kemunkaran dengan hati sesuai arahan junjungan Saya.
Opsi terakhir ini ternyata secara aklamasi di setujui oleh mayoritas manusia sebagai pilihanya. Hanya bisa merasa terenyuh sambil mengelus dada.
Tiba-tiba datanglah seorang pria.Ia berhenti tepat di samping kiri Saya,Ia melihat dan hanya mengelus dada.
Kemudian di susul dengan datangnya beberapa orang yang melakukan hal yang sama. Melihat dan hanya mengelus dada. Ya, mereka semua hanya mengelus dada.
Namun,saat datang seorang wanita cantik nan rupawan. Ia pun hanya melihat saja,tapi anehnya Ia tidak mengelus dada seperti orang-orang sebelumnya.
Saya pun tak tinggal diam,di dorong besarnya jiwa sosial yang Saya miliki,Saya pun berniat untuk membantu wanita tersebut dengan mengelus dadanya.
Dan.........Plak...Plak...Plak.........!!
Tamparan bertubi-tubi di layangkan tepat di muka Saya oleh wanita tersebut.
Saya heran sekaligus bingung juga,apa salah saya coba? Saya kan hanya berniat membantu,tapi kenapa Saya di tampar?😀
Ternyata,niat baik tidak selamanya mendatangkan kebaikan pula. Tapi kebaikan yang bagaimana dulu?kalau kebaikan untuk menyokong tindakan negatif,tentunya bukan kebaikan yang akan di dapatkan,mala akan berbuah hasil sebaliknya.
Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar yang urgent di lakukan serta wajibnya di atas wajib adalah kepada diri sendiri.
Jangan sok suci dengan memperbaiki akhlaq orang lain,sementara kita lalai dengan keadaan akhlaq kita sendiri.
Dan yang tak kalah pentingnya.Amar Ma'ruf Nahi Munkar hendaklah keras ke dalam,lunak keluar.
Maksudnya,keraslah kepada diri sendiri agar hidup kita lebih baik secara haqiqi dan tentu akan meningkatkan taraf harga diri.
Sepanjang perjalanan tersebut tampak hanya saya yang berjalan kaki,Sementara pengguna jalan yang lain menggunakan kendaraan masing-masing.
Dengan tetesan peluh yang kian deras membasahi sekujur tubuh, Saya susuri jalanan ini dengan hanya bisa menundukkan kepala,bukannya malu tapi berharap semoga saja ada kertas bergambar dua proklamator kemerdekaan Republik ini yang terserak di jalanan.😀
Namun,Sayang seribu kali sayang,yang di harapkan tak kunjung jua datang. Malah yang tampak pemandangan yang tidak biasa,karena baru saat itu kali pertama Saya melihatnya.
Pemandangan tersebut berupa sekelompok orang yang sedang bermabuk ria,duduk melingkar dengan bartender wanita seksi di tengah lingkaran mereka,membagikan minol secara bergiliran teratur yang searah jarum jam.
Dalam kekagetan Saya,spontan CPU kepala mengorek memori masa lalu. Masa-masa dimana Saya masih mengais ilmu di sebuah madrasah,tempat otak Saya di doktrin keyakinan beragama.
Teringatlah wejangan ilmu yang di sampaikan salah seorang Guru. Beliau menjelaskan bahwa kewajiban seorang muslim kepada muslim lainnya adalah ber-amar ma'ruf dan nahi munkar.
Dari situ Saya pun hendak membubarkan majlis maksiat tersebut sebagai opsi pertama. Tapi saya lihat mereka rata-rata bertubuh besar dan kekar jauh berbeda dengan bentuk tubuhku yang cungkring tinggal kulit dan tulang.
Logika akal Saya pun bebicara bahwa Saya sudah pasti kalah jikalau mereka tidak terima dan berujung pada perlawanan fisik kepada Saya. Dan dengan sendirinya Saya pun melipir.
Opsi kedua,Saya ingin memberi sedikit pencerahan kepada mereka sebagai tindakan amar ma'ruf yang Saya lakukan dengan lisan.
Dan lagi-lagi Saya lihat di antara mereka ada yang berpakain layaknya intelek,berjas dan berdasi. Saya kira mereka termasuk orang-orang yang bukan tak berpendidikan sehingga mereka tidak tahu menahu akan kekeliruan tindakan mereka.
Akhirnya saya pun mengurungkan niat karena saya pikir mereka sekelompok manusia pintar,hanya saja mereka butuh hidayah Tuhan untuk kembali ke jalan yang benar.
Dan opsi ketiga pun mau tak mau menjadi pilihan tindakan terakhir Saya.
Berharap segera di turunkan hidayah untuk mereka,dan tak lupa mengelus dada sebagai realisasi mencegah kemunkaran dengan hati sesuai arahan junjungan Saya.
Opsi terakhir ini ternyata secara aklamasi di setujui oleh mayoritas manusia sebagai pilihanya. Hanya bisa merasa terenyuh sambil mengelus dada.
Tiba-tiba datanglah seorang pria.Ia berhenti tepat di samping kiri Saya,Ia melihat dan hanya mengelus dada.
Kemudian di susul dengan datangnya beberapa orang yang melakukan hal yang sama. Melihat dan hanya mengelus dada. Ya, mereka semua hanya mengelus dada.
Namun,saat datang seorang wanita cantik nan rupawan. Ia pun hanya melihat saja,tapi anehnya Ia tidak mengelus dada seperti orang-orang sebelumnya.
Saya pun tak tinggal diam,di dorong besarnya jiwa sosial yang Saya miliki,Saya pun berniat untuk membantu wanita tersebut dengan mengelus dadanya.
Dan.........Plak...Plak...Plak.........!!
Tamparan bertubi-tubi di layangkan tepat di muka Saya oleh wanita tersebut.
Saya heran sekaligus bingung juga,apa salah saya coba? Saya kan hanya berniat membantu,tapi kenapa Saya di tampar?😀
Ternyata,niat baik tidak selamanya mendatangkan kebaikan pula. Tapi kebaikan yang bagaimana dulu?kalau kebaikan untuk menyokong tindakan negatif,tentunya bukan kebaikan yang akan di dapatkan,mala akan berbuah hasil sebaliknya.
Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar yang urgent di lakukan serta wajibnya di atas wajib adalah kepada diri sendiri.
Jangan sok suci dengan memperbaiki akhlaq orang lain,sementara kita lalai dengan keadaan akhlaq kita sendiri.
Dan yang tak kalah pentingnya.Amar Ma'ruf Nahi Munkar hendaklah keras ke dalam,lunak keluar.
Maksudnya,keraslah kepada diri sendiri agar hidup kita lebih baik secara haqiqi dan tentu akan meningkatkan taraf harga diri.
Posting Komentar untuk "Apa Salah Saya?"
PERHATIAN ... ! Komentar dengan menyertakan link aktif akan terhapus secara otomatis.